Monday, October 20, 2008

Speksifikasi Hayabusa 1300




Engine Type 4-stroke, 4-cylinder, liquid-cooled, DOHC
Bore x Stroke 81.0 mm x 65.0 mm
Engine Displacement 1340 cm3 (cc)
Compression Ratio 12.5 : 1
Carburetion Fuel injection
Oil capacity (overhaul) 4.0L (1.6 US gal.)
Ignition Fully transistorized
Starter System Electric
Lubrication System Wet sump
Transmission 6-speed constant mesh
Primary Drive Ratio 1.596 (83 / 52)
Final Drive Ratio 2.388 (43 / 18)
Frame Type Twin-spar (aluminum-alloy)
Rake / Trail 24.2 degrees / 98 mm (3.9 in.)
Suspension Front Inverted telescopic, coil spring, spring preload fully adjustable, rebound and compression damping force fully adjustable
Rear Link type, coil spring, oil damped, spring preload fully adjustable, rebound and compression damping force fully adjustable
Wheels Front 17 M/C x MT3.50, cast aluminum alloy
Rear 17 M/C x MT6.00, cast aluminum alloy
Brakes Front Radial mount, 4-piston calipers, 310 mm disc, twin
Rear 1-piston caliper, 260 mm disc
Tires Front 120/70ZR17M/C (58W), tubeless
Rear 190/50ZR17M/C (73W), tubeless
Fuel Tank Capacity 21.0 L (5.5 US gal.)
Overall Length 2,195 mm (86.6 in.)
Overall Width 740 mm (29.1 in.)
Overall Height 1,170 mm (46.1 in.)
Wheelbase 1,485 mm (58.5 in.)
Seat Height 805 mm (31.7 in.)
Dry Weight 220kg (485 lbs.)

Sejarah Motor Injeksi Di Indonesia

Dalam memproduksi motor injeksi ber-cc kecil, Indonesia sedikit tertinggal dibanding Thailand. Baru dua tahun kemudian (1 Desember 2005), PT Astra Honda Motor (AHM) selaku produsen motor Honda di tanah air meluncurkan Honda Supra X125 PGM-FI. Meskipun sedikit tertinggal, namun gebrakan Honda memproduksi bebek injeksi menjadi pioner di Indonesia.

Sistem injeksi yang dipasok pada Supra X125 PGM-FI basisnya sama dengan teknologi injeksi Honda Wave 125i seri kedua (terbaru). Hasil tes Honda Motor Co. Japan, konsumsi bensin Supra X125 PGM-FI (injeksi) terbukti 6% lebih hemat dibanding model Supra X125 karburator.


Tak mau kalah dengan Honda, diam-diam PT Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI) selaku produsen motor Yamaha di Indoneisa juga mempersiapkan jagoan berteknologi injeksi. Bedanya, jika Honda memilih varian bebek 125 cc, Yamaha sebaliknya menjagokan tipe sport 150 cc. Dan akhirnya, 7-8 April 2007 lewat turing Jakarta-Bandung menandai peluncuran Yamaha V-Ixion 150 cc injeksi. Hasil tes konsumsi bahan bakar, pihak YMKI mengklaim 1 liter bensin mampu menempuh jarak antara 45 km hingga 50 km.

Meskipun sedikit tertinggal, pabrikan roda dua lainnya seperti Suzuki, Kawasaki, Bajaj dan TVS juga melakukan gebrakan serupa. Pada gelaran 28th Bangkok International Motor Show 2007 di Thailand. Beberapa prototype motor injeksi ikutan dipamerkan. Suzuki memamerkan Shogun 125 injeksi dan bulan ini (Juni) bersamaan Jakarta Fair 2008 di PRJ, Suzuki Shogun 125 injeksi resmi dipasarkan di Indonesia.

Di ajang Jakarta Fair 2008, TVS telah memajang unit motor sport injeksi Apache RTR 160 cc. Di India sendiri, Bajaj juga memiliki jagoan motor sport injeksi berjuluk Bajaj Pulsar 220 DTS-Fi. Sedangkan Kawasaki sejak Mei 2008 juga sudah memasarkan trail KLX 250S yang sudah berteknologi injeksi buat konsumen tanah air.

Untung dan RUGInya Motor Injeksi

Apa keistimewaannya?

Sistem injeksi bensin pada motor diciptakan untuk menyempurnakan kekurangan dari tipe karburator. Motor injeksi menawarkan beragam keistimewaan sebagai berikut :

1. Campuran udara dan bensin selalu akurat (perbandingan ideal) pada semua tingkat putaran mesin.

Pada motor injeksi, volume penyemprotan bensin selalu akurat karena dikontrol oleh ECU sesuai dengan masukan sensor-sensor yang bertebaran di sekujur mesin. Seperti sensor rpm, jumlah udara masuk, posisi katup gas hingga kondisi cuaca di sekitar mesin.

Bahkan pada kondisi pengendaraan tertentu seperti percepatan, deselerasi dan beban tinggi, ECU mampu mengontrol perbandingan bensin dan udara tetap ideal. Kondisi ini memberikan keuntungan tersendiri yaitu mengurangi emisi gas buang dan lebih hemat pemakaian bensin.

Klasifikasi Injeksi

Sejak ditemukan pertama kali, sistem injeksi bensin telah mengalami beberapa kali penyempurnaan. Secara keseluruhan terbagi tiga yaitu tipe mekanis, mekanis-elektronis dan elektronis. Tetapi jika dilihat dari cara mendeteksi udara yang masuk bisa dikategorikan menjadi dua tipe. Yaitu tipe manifold absolute pressure (MAP) dan tipe air flow meter (AFM).

Pada tipe mekanis, injektor membuka terus menerus pada tekanan bensin tertentu, tidak dilengkapi sensor kelistrikan dan ECU. Sedangkan sistem injeksi mekanis yang memakai unit pengontrol elektronika masuk kategori mekanis-elektronis. Lalu tipe elektronis apabila injektor membuka secara elektromagnetik diatur oleh unit pengontrol elektronika atau ECU. Sistem injeksi modern sudah menggunakan tipe ini.

Tipe MAP dan AFM masuk kategori sistem injeksi elektronis. Keduanya terdapat perbedaan pada metode pengukuran udara yang masuk ke dalam silinder. Hal ini menjadikan konstruksi komponen pengukur udaranya juga berbeda.

Tipe MAP mengukur kevakuman di dalam intake manifold dan volume yang disensor berdasarkan kerapatan udara. Tipe ini sering disebut D-Jetronic. Dalam bahasa Jerman, “D” kepanjangan “drunk” yang berarti tekanan. Dan Jetronic adalah sebutan yang diciptakan oleh Bosche yang artinya injeksi.

Tipe MAP sering disebut L-Jetronic. Dalam bahasa Jerman, “L” kepanjangan “luft” berarti udara. Karena tipe ini menggunakan air flow meter (penimbang udara) yang langsung menyensor jumlah udara yang mengalir ke dalam intake manifold. Dalam perkembangannya, air flow meter sendiri banyak macamnya. Misalnya AFM tipe mekanis, kawat panas, optical karman vortex dan lain-lain.

Pada motor injeksi yang diproduksi di Indonesia, baik Honda Supra X125 PGM-FI, Yamaha V-Ixion maupun Suzuki Shogun 125 FI masuk kategori D-Jetronik. Karena keduanya mengaplikasi komponen MAP dan bukan komponen AFM. Pembahasan selanjutnya akan diperdalam khusus tipe MAP (D-Jetronic) yang diterapkan pada Supra X125 PGM-FI, V-Ixion dan Shogun 125 FI.

Macam-macam sistem injeksi :
1. Tipe mekanis
2. Tipe mekanis-elektronis
3. Tipe elektronis
Tipe elektronis dibagi lagi menjadi :
1. Tipe D-Jetronic
2. Tipe L-Jetronic

Injeksi ??? Ada Yang Tau??

Pada kendaraan roda dua atau motor, peranti yang bertugas menyiapkan gas pembakaran atau campuran udara dan bahan bakar adalah karburator. Sedangkan sistem injeksi bensin pada motor atau kita sebut motor injeksi tugasnya sama dengan karburator. Dengan kata lain, penyuplai campuran udara dan bahan bakar pada motor ada 2 macam yaitu bisa pakai sistem injeksi atau karburator.

Free?? = Jelek?? "Helm Gratisan Dari Pembelian Motor"

Naik motor wajib pakai helm, kita semua sudah tahu itu. Bahkan kesadaran pakai helm agaknya sudah mulai mendarah daging di tubuh para biker. Kesadaran yang makin tinggi ini di tunjukan dengan laris manisnya dagangan para produsen pembuat helm.

Helm mahal sekalipun tetap dibayar loh! Helm lokal KYT misalnya, punya tipe full face seri Carbon-Z punya harga Rp 1,6 sampai 1,8 jeti kabarnya laku juga. Bahkan helm half face berbagai merek dari KYT, INK, NHK dan banyak lagi, dijual pada rentang harga minimal Rp 150 sampai Rp 200 ribuan tetap laris bak kacang goreng.

Helm ini rata-rata punya kualitas baik. Dari bahan batok helmnya yang ringan namun kuat, busa yang nyaman sampai kualitas visornya yang baik. Selain keamanan, faktor “G” atau gengsi juga jadi perhatian para biker. Helm mahal biasanya punya tampilan yang menarik. Warna misalnya dari yang corak warna-warni, karbon sampai replika pembalap lokal tersedia di pasaran.

Tren ini berbanding terbalik dengan dua-tiga tahun lalu yang para pengendara masih ogah-ogahan pakai helm. Beli motor puluhan juta bisa tapi malas beli helm. Paling banter helm cetok yang biasa dipakaikan tukang ojek untuk penumpangnya.

Untungnya sejak dahulu saat beli motor baru, pihak pabrikan sudah menyediakan helm biasanya sebagai bagian dari paket pembelian. Namun sayangnya kesadaran konsumen terhadap pelindung kepala yang berkualitas tidak dibarengi dengan kesadaran pabrikan memberikan helm yang berkualitas pula.

Coba deh, yang baru beli motor atau pernah beli motor baru. Perhatikan kualitas helmnya? Layak pakai ga? Dulu mungkin oke lah, tapi sekarang helm bawaan motor nasibnya jadi dibuang sayang enggak dibuang menuh menuhin rumah, alias mubazir.

Dulu saat kesadaran biker belum seperti sekarang, helm bawaan pabrik bolehlah dijadikan contoh yang benar. “Seperti ini loh helm standar yang benar”. Tapi sekarang kayaknya udah enggak cocok lagi. Konsumen maunya di service lebih dong. Beli motor sekalian dapat helm yang layak pakai dan enggak malu-maluin.

Jadi ada value lebih dari uang belasan bahkan puluhan juta yang dikeluarkan untuk beli motor meski hanya untuk sebuah helm. Saat ini yang memberikan kualitas baik mungkin hanya beberapa. Kawasaki untuk pembelian tipe Ninja. Atau Yamaha lewat program appareal-nya. Tapi konsumen tetap harus beli, bukan bagian dari paket pembelian motor.

Padahal kalau pabrikan mau memenuhi standar helm yang lebih baik buat konsumen ada keuntungan yang didapat. Pertama menguatkan image baik merk atau tipe motor yang bersangkutan. “Wah, motornya keren, waktu saya naik jadi lebih ganteng pakai helm keren ini,” mungkin gitu kira-kira kata si pembeli motor. Disini helm dijadikan satu kesatuan yang tak terpisahkan dengan si motor.

Yang kedua, promo berjalan dong. Enggak selalu helm yang bertuliskan motor merek A dipakai hanya ketika berkendara dengan merk A, saat naik motor B, C, D, tetap nyaman dengan helm dari motor A karena kualitasnya bagus. Enggak banyak orang iseng yang punya helm lebih dari satu. Biasanya saat punya satu dan nyaman akan terus dipakai. Tul ga? Coba lihat diri sendiri?

Selain itu juga bisa menumbuhkan loyalitas. Gimana bisa loyal sama salah satu merek kalau tidak ada pelayanan dan fasilitas yang nyaman? Dan ujung dari up grade standarisasi helm ini balik lagi ke konsumen yang bakal diuntungkan. “Hore dapat helm bagus!”

Agaknya langkah ini bisa dilakukan sebagai wujud nyata kepedulian pabrikan sepeda motor untuk keselamatan para pengendara sepeda motor. Dari pada ngeluarin duit milyaran rupiah untuk bikin event hura-hura yang dalihnya wujud terima kasih buat konsumen, lebih baik disisihkan untuk hal ini.

Gimana, siapa yang enggak setuju?

Konser TunggaL Dan Terakhir Peterpan "Sebuah Nama, Sebuah Cerita"

sebenarnya konsep konser tunggal pun jika di Indonesia lebih sering dilakukan oleh artis vokal. tidak banyak band yang membuat konser tunggal khusus, apalagi jika memang diniatkan sebagai konser terakhir mereka -seperti yang dibuat oleh Peterpan kali ini.

agak mengejutkan memang, karena kabarnya masih ada hutang satu album lagi dengan nama Peterpan, sebab "Sebuah Nama, Sebuah Cerita" adalah album the best dan tidak dihitung album utuh.

apa boleh buat, pada akhirnya saat itu akan tiba. dan kata teman saya bahwa semestinya Peterpan membuat konser khusus sebelum bubar menjadi nyata di Pantai Karnival Ancol malam ini.

konsep panggungnya cukup unik dan megah untuk ukuran konser sebuah band Indonesia. bahkan band luar pun konser disini tidak akan semegah ini panggungnya. panggung utama berada diatas, kemudian ada tangga turun ke catwalk yang diujungnya ada panggung yang lebih kecil, setinggi rata-rata kepala. kebayang kan panggung besarnya tinggi kayak apa?

jarak dari panggung besar ke pagar penonton agak jauh, pertama saya kira karena ada catwalk dan panggung yg tinggi. rupanya ruang luas sebelum pagar penonton itu disediakan khusus untuk orang yg memakai kaos merah dengan gambar bulu putih. yeah, Peterpan rupanya memberikan ruang khusus bagi sahabat Peterpan dalam konser perpisahan ini. sebuah apresiasi kepada fans yang luar biasa.

kehadiran Pasha Ungu, Giring Nidji dan siapa tuh vokalisnya d'Masiv sayangnya justru membuat saya hanya memberi bintang 4. kekurangan konser ini justru berada pada penampilan mereka. kolaborasi besar langsung dilakukan pada Ada Apa Denganmu dimana vokalis d;Masiv sungguh tidak cocok dengan lagunya dan merusak suasana saja.

Pasha dan Giring mengalami kendala range vokal. dalam Katakan Dengan Indah, Pasha tidak tertolong, rangenya terlalu rendah. bahkan dia sempat off mic. ketika ia kemudian membawakan Topeng, ia mengakali dengan lebih menekan suaranya, memberi power lebih pada nada rendah layaknya teknik yg digunakan Ariel. sedikit membantu meski Pasha kewalahan.

Giring membantu di lagu Tak Bisakah, juga mengalami masalah yang sama. terutama pada bagian reff. padahal saya sependapat dengan siapapun yg mengatur Giring menyanyi di lagu ini, bahwa ini lagu yang cocok untuk karakter Giring. tetapi memang sulit dibawakan jika tidak dengan gaya Ariel.

vokalis d'Masiv mendapat lagu yang pas, Di Belakangku. bahkan dia bisa melakukan improvisasi dan keluar dengan baik. seperti membayar kegagalannya di Ada Apa Denganmu.

kejutan terbesar terjadi saat Peterpan turun ke panggung bawah dan bermain dengan format akustik. bintang tamunya adalah : IWAN FALS!

inilah yang harus ditiru oleh para vokalis. bang Iwan mendapat bagian menyanyikan Yang Terdalam. kita tau itu lagu Peterpan. tapi bang Iwan membawakannya dengan gayanya yg khas, jadi agak bijak lagu itu kedengarannya. haha. dan tentu saja, bang Iwan dengan sangat nyaman bisa keluar dari kendala range vokal yg dialami vokalis lain. ia juga menyumbangkan permainan harmonika di lagu ini.

seperti kata Ariel, sayang bang Iwan hanya satu lagu. tetapi tetap saja Peterpan beruntung, sebab jarang sekali bang Iwan berkolaborasi dengan band dalam konser tunggal seperti ini. saya sampai berpikir, bagaimana rasanya bermain dengan bang Iwan. maklum, saya juga salah satu penggemar Iwan Fals, terutama lirik-liriknya. dan yang sedang bermain itu adalah dua orang penulis lirik lagu terbaik di Indonesia.

sebelum silam, bang Iwan bilang, mudah-mudahan ini bukan konser terakhir betulan buat Ariel, Lukman, Uki dan Reza.

setelah dua lagu akustik, Peterpan kembali ke panggung besar dan membawakan dua lagu terakhir yg membuat saya sedih. Tak Ada Yang Abadi, dinyanyikan Ariel hingga dia berlutut. kata Tia fales ya? hehe. mungkin karena sedih dan terbawa emosi.

dan lagu terakhir adalah Di Balik Awan. sungguh terharu saat di tengah lagu Ariel berteriak mengajak, "untuk nafas yang terakhir, saya minta Sahabat Peterpan untuk terakhir kalinya bernyanyi bersama..."


dan kemudian reff terakhir dinyanyikan oleh Uki di bibir panggung. suaranya gak jelek juga ternyata (sialnya baru tahu pas dia konser terakhir kalinya. atau habis ini dia mau solo karir?)

akhirnya, itulah konser tunggal terakhir Peterpan. sebuah konser perpisahan yang bagus dan megah. dengan special guest star yang mengejutkan.

dan seperti kata lirik Ariel di lagu Tak Ada Yang Abadi,

"Jiwa yang lama telah pergi, bersiaplah para pengganti..."

semoga Ariel, Lukman, Uki dan Reza masih akan kembali berkarya setelah ini. sampai jumpa lagi!

Playlist:

1. Cobalah Mengerti + Khayalan Tingkat Tinggi (medley)
2. Ada Apa Denganmu (feat. Giring Nidji, Pasha Ungu, vox D'Masiv)
3. Hari Yang Cerah Untuk Jiwa Yang Sepi
4. Katakan Dengan Indah (Pasha Ungu, Ariel cuma main gitar)
5. Topeng (feat Pasha Ungu)

--- Ariel ganti baju ---

6. Kisah Cintaku
7. Mungkin Nanti
8. Tak Bisakah (feat. Giring Nidji)
9. Bintang Di Surga

--- Ariel ganti baju ---

10. Di Belakangku feat vox D'Masiv

-- turun ke panggung bawah, acoustic session ---

11. Yang Terdalam (by special guest star Iwan Fals)
12. Aku dan Bintang

--- kembali ke panggung atas, Ariel ganti baju ---

13. Menghapus Jejakmu
14. Tak Ada Yang Abadi
15. Di Balik Awan

di sadur dari: http://anzarra.multiply.com

Sunday, October 19, 2008

17 Cara Menimalkan Penggunaan BBM...

1.cek tekanan ban:
sepele,tapi besar manfaatnya dlm menekan konsumsi bensin.karena klo tekanan angin kurang,sesuai riset,dapat menimbulkan keborosan BBM 10-15%.jadi pastikan tekanan ban di motor kesayangan selalu tepat sebelum mengendarainya.

2.cek kondisi roda
contoh dr kelurusan putaran,kelancaran putaran roda dan lainnya.sevav bila putaran roda berat atau tak presisi,jelas akan memperlambat laju motor.pemicunya pelek tidak center(speleng),bearing roda aus,atau kurang pelumasan dan sebagai na.

3.atur jarak main rem.
sebab,"bila rem sampai menempel,tentu akan bikin lari motor jadi berat.sehingga pemakaian bensin tidak sesuai sama jarak tempuh motor".makanya,atur jarak main tuas rem motor baik depan maupun belakangminimal 1/3 dr jarak main tuas secara keseluruhan."jangan telalu rapat,krn dikhawatirkan kampas rem jd menempel".

4.pelumas.
daya lumas oli yg baik,mampu membuat kitiran mesin lebih enteng serta dapat menjaga kompresi di ruang bakar sempurna.ini akan menciptakan power mesin lebih optimal.sehingga lari motor lebih cepad(jarak tempuh jauh),namun bensin hemat.ingat pengantian oli yg rutin dan tak melebihi batas servis yg di anjurkan(tiap 2.000-2.500KM),akan membuat performa mesin selalu segar dan putaran na lancar.

5.setel klep.
celah klep terlalu longgar atau rapat bisa bikin tenaga mesin turun. pengendara pun cenderung membetot gas lebih dalam demi meraih akselerasi cepat.efek na,BBM banyak terpakai,untuk itu,kerenggangan komponen ini kudu disetel tepat.sesuai spesifikasi motor masing".

6.setel kopling.
ini juga berpengaruh terhadap konsumsi BBM.setelanya jngn sampai terlalu sensitif.maksudnya,saat tuas kopling ditekan,gigitan kampas kopling jd cepat ngelos.hal ini bikin kopling mudah selip saat gas di pelintir.lari motor pun jd tertahan,tp putaran mesin meninggi.selain itu,pastikan pula kondisi kampas kopling masih berperforma baik.bisa sudah tipis/aus segeralah ganti baru.

7.busi.
umur kerja busi,efektifnya sampai jarak tempuh 6.000-7.000KM.lebih dr itu,performa busi mulai menurun.hasil pembakaran di ruang bakar juga ngedrop.alhasil pemakaian BBM menjadi boros.sebab campuran gas jadi takterbakar dengan sempurna.tenaga mesin pun loyo.oh ya,bila umur busi masih efektif,rajin" lah dibersihkan saat servis rutin.sebab bila elektroda busi sampai diselimuti kerak,bisa menurunkan kualitas percikan busi.selain itu,atur pula kerenggangan elektroda busi sesuai spesifikasi yg di anjurkan.

8.filter karburator.
dr data hasil riset pada honda vario keluaran mei 2007(jarak tempuh 14.000Km)komponent ini sudah cukup tebal di tumpuki debu.padahal filter jenis viscous element yg di anut na tak boleh di bersihkan atau disemprot angin bertekanan.sebab akan merusak filter dan melunturkan pelumas penangkap debu di dalamnya.bila tampak kotor kudu diganti baru.tapi yg berbahan busa,masih bisa dicuci.nah,saat sebelum filter karbu di ganti,konsumsi BBM vario itu dalam pemakaian normal hanya 34-35km/liter.namun setelah di ganti baru,konsumsi BBM tembus 38km/liter.tarikan motor pun jauh lebih enteng dibanding sebelum ganti filter.

9.servis/setel karburator.
di anjurkan tiap kali servis rutin guna menghindari spuyer atau saluran bensin tersumbat kotoran.sehingga selalu didapap efek pengabutan bahan bakar yg sempurna.selain itu,setelan ketinggian pelampung,sekrup udara atau pilot air screw jg sangat mempengaruhi hasil pembakaran mesin.bila dilakukan tepat,dapat memperbaiki power mesin hingga 0,5dk,dan tentu berdampak bikin irit konsumsi BBM.

10.menaikan kompresi.
ini langkah meningkatkan torsi mesin di putaran bawah.jd saat berakselerasi awal,rider tidak perlu buka gas terlalu dalam,bensin pun irit.tentu proses peninggian kompresi mesin tak ekstrem harus papas head.melain kan cukup mengurangi ketebalan paking atau mengganti pistone berdome tinggi.

11.upgrade sistem pendinginan.
stabilitas suhu mesin sangat mempengaruhi performa dapur pacu.makanya,akali dengan memasang oil cooler.untuk motor penganut sistem pendingin cair kayak honda vario,CBR 150,kawasaki ninja dan lainnya,bila ingin sihu radiator dan mesin tetap terjaga ideal saat motor terjebak macet,bisa menambahkan kipas pendingin.

12.upgrade mesin.
ditujukan buat motor berjam terbang tinggi,sebab komponen bergerak di dalam mesin pasti banyak yg aus.misal ring piston lemah,clearence piston sudah terlalu longgar dan lainnya.cukup mengembalikan kepresisian komponen" itu jadi normal lagi.maka selain tenaga mesin meningkat,pemakaian BBM juga lebih irit.

13.pakai fuel saver.
tak haram lo,jika mau aplikasi part" pengirit bensin kayak:
-power FX
-femax
-ring bensin
-dan sebagai na.
sebab berdasarkan hasil riset,part" itu memang terbukti mampu menekan pemakaian bensin hingga 10%.

14.upgrade pengapian.
sudah disinggung,busi berperan penting bagi tenaga mesin.nah,ada beberapa cara untuk meningkatkan kualitas percikannya.contoh adopsi peranti pengapian berspesifikasi high performance macam booster koil atau koil racing.langkan ini sudah di buktikan mampu membuat irit konsumsi BBM di motor.

15.cdi racing.
mengingkatkan power mesin sekaligus ngirit bensin,lewat mengatur ulang timing pengapian.umumnya dibikin lebih maju dari timing standartnya.paling gampang,ganti otak pengapian dengan CDI tipe racing.dr hasil test,penerapan langkah ini terbukti mengefisiensikan pemakaian BBM hingga 15% lo.

16.ringan kan beban motor.
motor yg berat,bikin lari ikut berat.pengendara jadi sering memilintir gas dalam" saat mau berakselerasi cepat.jd sebaiknya hindari pemakaian aksesoris berlebihan yg dapat membuat bobot motor bertambah.gunakan variasi yg berbobot enteng/ringan.misal pelek alumunium,swing arm dan sebagainya.

17.cara berkendara.
kesemua cara ngiritin BBM ini akan percuma bila tak dibarengi cara berkendara yg benar!!.kalo anda masuk suka kebut"an,sering memblayer gas saat motor berhenti,sering main selip kopling dan lain"nya.sebaiknya,jalankan motor dengan kalem,mengurut gas perlahan-lahanwaktu berakselerasi,memposisikan perseneling pd kondisi kecepatan dan putaran mesin yg pas,dijamin konsumsi BBM anda akan jauh lebih irit.

sumber tips di ambil dr tabloid otomotif

CS-1



Handling sangat stabil saat diajak manuver ekstrem

PT Astra Honda Motor (AHM); CS-1 (City Sport One). Di sirkuit Kenjeran Park, Surabaya, Jatim (6/4), Mr. Testo diberi sesi khusus untuk meladeni ketangguhan kuda besi spesies baru ini.

Kok khusus? Iya dong, wong di saat bersamaan banyak media lain juga diundang, kok. Makanya, biar gak ngeganggu kekhusyuan kami, tempat dan waktunya juga dipisahkan. Hingga akhirnya, performa si x-over motorcycle ini tergambar jelas. Top speednya; 115 km/jam.

BAWAH KE TENGAH BERTENAGA
Desain CS-1 benar-benar nyeleneh dan out of the box. Mungkin julukan yang tepat adalah bebek super atau bebek sporti. Karena ini bebek bertenaga super yang tampilannya nan sporti. Kalo disingkat, boleh dong kita sebut bekti (bebek sporti)?

Seperti kata Mr. Miki Yamamoto, presdir PT AHM, “Motor ini modelnya benar-benar baru di dunia. Kami jadi yang pertama main di kategori ini.” Ini pun tergambar waktu Mr. Testo duduk di jok CS-1. Nuansanya bener-bener baru. Riding positionnya mirip bebek.

Namun kesan yang tertangkap saat pandangan manyapu bagian depan, justru seperti naik motor jenis sport. Mungkin efek dari rancangan bodi tengah yang sekilas bak tangki di motor sport. Padahal letak tangki adanya di bawah jok kayak bebek.


Dipakai boncengan ayunan suspensi tetap nyaman

Sementara bagian dalam bodi tengah yang mirip tangki, fungsinya justru sebagai bagasi. Hebatnya, meski tampilan bodi terkesan gede bila dibanding bebek umumnya, bobot CS-1 terasa sangat ringan lo. Berat kosong hanya 114 kg.

Tak sabar, mesin pun distarter. Dapur pacu berkonfigurasi tegak dengan kapasitas murni 124,7 cc langsung menyala. Begitu pula ketika Mr. Testo mencoba menghidupkan pakai kick starter. Padahal kompresi mesin yang mencapai 10,7:1 tergolong tinggi lo.

CS-1 segera dituntun masuk lintasan sirkuit Kenjeran yang sudah clear. Satu lap pertama Mr. Testo mengelilingi lintasan guna menghafal trek yang banyak dihiasi tikungan lebar dan chicane serta mencari racing line ideal. Biar tidak salah buka tutup gas dan menentukan titik pengereman.

Setelah yakin, memasuki lap kedua Mr. Testo langsung memelintir gas sedalam-dalamnya untuk mengetahui seberapa besar entakan tenaga yang mampu dihasilkan mesin berteknologi SOHC dan berpendingin udara yang dipakai CS-1.

Alamak, meski kapasitas mesin hanya 125 cc dan jumlah katup di kepala silindernya cuma 2 buah, respons tenaga mulai putaran bawah hingga tengah terasa gede. Akselerasi motor mampu melesat cepat waktu grip gas mulai dibuka. Beda deh dengan bebek sekelas.

Buktinya saat diukur Vericom VC3000, untuk mencapai jarak 0–201 meter, CS-1 hanya butuh 12,28 detik (bobot Mr. Testo 77 kg). Sayang, kemampuan top speed-nya saat diuji terpisah hanya mentok 115 km/jam. Mungkin karena putaran mesin sengaja di-limit tidak terlalu tinggi lewat CDI. “Limiter-nya dipatok cuma sampai 11.300 rpm. Untuk alasan safety,” beber Wedijanto, technical service AHM.

Soal handling, CS-1 patut diacungi jempol. “Dipakai menikung ekstrem sasis tak terasa ‘lari-lari’. Bobot motor juga terasa enteng, sehingga manuver motor sangat lincah,” bilang Agus Bleduk, pembalap road race nasional yang ikut menjajal performa motor yang on the road Rp 16,9 juta (Jakarta) ini dalam acara launching CS-1 di Mall Pakuwon, Surabaya.

Padahal posisi setang tampak tinggi lo. “Beda dengan Honda Sonic 125 yang setangnya lebih rendah,” lanjut Agus. Sebelum menjajal langsung, Mr. Testo juga sempat mengira dengan posisi kemudi seperti itu, CS-1 akan sulit diajak menikung rebah. Ternyata perkiraan itu meleset. Motor ini justru mantap diajak menikung sampai foot step depan menyentuh aspal. Wajar bila motor ini oleh AHM disasarkan untuk kawula muda perkotaan yang doyan kecepatan dan gaya.

Data akselerasi
0 – 60 km/jam : 5,59 detik
0 – 80 km/jam : 8,48 detik
0 – 100 meter : 7,54 detik
0 – 201 meter : 12,28 detik
Top speed : 115 km/jam (bobot tester 78 kg)
Konsumsi BBM : 46,2 km/liter (kecepatan max tak lebih dari 70 km/jam)

Data spesifikasi
P x L x T : 1.932 x 682 x 1.042 mm
Jarak sumbu roda : 1.251 mm
Ground clearance : 130 mm
Berat kosong : 114 kg
Tipe rangka : Twin tube frame
Suspensi depan : Teleskopik
Suspensi belakang : Swing arm, monosok
Ban depan : 70/90-17 M/C 38P
Ban belakang : 80/90-17 M/C 44P
Rem depan : Cakram hidraulik, piston ganda
Rem belakang : Cakram hidraulik, piston tunggal
Kapasitas tangki : 4,1 liter
Tipe mesin : 4-Tak, OHC, 2 katup
Sistem, pendingin : Radiator dengan kipas elektrik
Bore x stroke : 58 x 47,2 mm
Kapasitas murni : 124,7 cc
Rasio kompresi : 10,7:1
Tenaga maksimum : 12,66 dk/10.ribu rpm
Torsi maksimum : 10,2 Nm/7.500 rpm
Sistem kopling : Manual, multiplate wet clutch
Transmisi : 5-speed, 1-N-2-3-4-5
Starter : Electrik dan kick starter Aki : MF, 12 V-3,5 Ah
Sistem pengapian : DC-CDI

Test Ride Kawasaki Ninja 250 R

Masih penasaran sama Kawasaki Ninja 250? Oke, Mr. Testo mo cerita pengalaman saat ngetes, nih! Pastinya to the point aja, ya! Dari segi tampilan tentu Anda sudah pada tau bentuknya seperti apa. Buat yang belum tau, silakan pelototi gambarnya di sini.

Nah, saat ngambil unit tesnya dari PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI) di Pulogadung, Jaktim, Reiner M. Sitorus, senior manager bagian spare part & service KMI kasih wejangan. “Motor ini bensinnya unleaded (tanpa timbal) dan minimal pakai yang beroktan 92 atau setara Pertamax. Sebab rasio kompresinya tinggi lo, yakni 11,6:1. Sedang kapasitas tangkinya mencapai 18 liter.”

Kebetulan Ninja 250R yang dipinjamkan ke Mr. Testo warnanya hitam. Kondisinya gres dan jarak tempuh di odometer baru 2 km. Sementara saat ini yang dijual di Indonesia baru 3 warna. Dua lainnya, lime green dan passion red. Tampilan ketiganya sama-sama cihuy deh, mengisyaratkan performa dan kejantanan. Selepas dari KMI, Mr. Testo langsung inreyen keliling kota Jakarta. Niatnya sekalian pengen tau rasanya naik motor berkonsep sport tulen yang posisi setangnya merunduk plus bodi full fairing dengan dimensi lumayan gede di kemacetan ibu kota.


Kental nuansa moge

Empasan suara khas motor multisilinder
Hasilnya, baru berjalan sekitar 1/2 jam pada jam kerja (sekitar pukul 12.00-13.00 siang), Mr. Testo langsung terjebak macet di kawasan Pasar Senen, Jakpus. Meski begitu, jarak himpitan mobil dan bus gede belum begitu rapat, sehingga tidak menyulitkan Mr. Testo untuk nyelip secara perlahan. Namun begitu berhadapan sama lampu merah, himpitan kendaraan makin rapat, Mr. Testo harus pasrah mengantre di belakang rentetan biker lainnya.

Alamak, baru 5 menit di lampu merah, hawa panas cukup menyengat mendadak menyerang seputar paha bahkan hingga ke muka. Itu bukan hanya karena terik matahari di ubun-ubun. Melainkan juga lantaran hawa panas mesin lewat celah-celah di fairing serta semburan kipas radiator dari dekat setang.

“Rasanya saat itu gak betah. Memang sih naik motor ini serasa naik moge, sehingga berkesan macho. Tapi konsekuensinya ya sama juga kayak moge. Efek hawa panas mesinnya itu lo, kalau berhenti lama bakal sangat terasa, hehehe..,” tutur Mr. Testo.

Maklum, konsepnya kan motorsport. Sudah pasti lebih sip diajak melesat di kawasan bebas hambatan. Misal keluar kota dan sebagainya. Sehingga hawa panas mesin tak akan dirasa. Sementara kalau dipakai buat beraktivitas sehari-hari di daerah kota yang belakangan kian macet, ya harus siap risiko tadi.

Sebaliknya, paling sip ya dipakai buat gaul. Misal dibawa kongkow dengan teman-teman ke kafe, tempat tongkrongan atau dipakai berlibur. Pastinya, saat kondisi adem, misal pagi, sore atau malam. Dijamin Anda tak akan kegerahan, deh.

Oh ya soal performa mesin, Anda tak perlu ragu lagi. Top speed motor dengan jumlah transmisi 6-percepatan ini mampu tembus hingga 160 km/jam pada gigi 6. “Kecepatan segitu didapat pada putaran mesin 13.000 rpm di jalan datar,” terang Mr. Testo. Lalu, lanjut Mr. Testo yang berbobot 78 kg, karakter transmisinya rapat-rapat antar giginya alias close ratio.

Torsi mesin di putaran bawah juga dahsyat untuk ukuran motor 250 cc. Meski max torquenya, 22 Nm didapat pada putaran mesin tinggi (9.500 rpm). “Pelintir gas dikit aja, motor langsung ngibrit. Apalagi kalau main slip kopling,” tambah Mr.Testo. Entakan power di putaran tengah hingga atas pun terasa ngisi terus. Apalagi dikombinasi transmisi close ratio. Membuat tenaga putaran mesinnya di tiap gigi seperti tak putus-putus.

Sementara buat dipakai berkaselerasi normal atau sedang, cukup lakukan pergantian gigi pada putaran mesin sekitar 4.000-5.000 rpm. Dengan cara berkendara seperti itu dan kecepatan dipatok tak lebih dari 70 km/jam pada gigi 6, konsumsi bensinnya masih bersahabat. Yakni 1 liter Pertamax bisa 30,625 km.

Data Pengetesan KLX250S Ninja 250
Akselerasi
0 – 60 km/jam : 3,2 dtk
0 – 100 Km/jam : 8,1 dtk
0 – 201 meter : 10 dtk
0 – 402 meter : 16 dtk
Top Speed (gigi 6) :160 km/jam
Konsumsi BBM : 30,625 km/liter

Penulis : Dic, Oct (Tabloid OTOMOTIF)

Thunder 125 Vs. Bajaj XCD 125

Suzuki Thunder 125 VS Bajaj XCD 125

Membandingkan performa 2 sport berkapasitas 125 cc menempuh Jakarta-Bandung PP

Saat merilis Bajaj XCD 125 DTS-Si, Apong Arfiansyah, manajer marketing PT Bajaj Auto Indonesia (BAI) bilang, sport ber-cc kecilnya itu dipasang buat meraup pasar bebek di kelas sama. Tapi tak mustahil, ini mengganggu Suzuki Thunder 125.

Maklum, jagoan PT Indomobil Niaga Internasional (IMNI) itu berada di kelas serupa Exceed. Hal itu tentu bikin pusing konsumen. “Pilih yang mana, ya?” gitu kira-kira pertanyaan mereka. Makanya, Mr. Testo pun melakukan tes jarak jauh, Jakarta-Bandung-Jakarta kedua produk tersebut.

Model & Desain


Diajak manufer di trek menikung

Di bagian depan alias headlamp, Exceed tampil dengan model masa kini yang sama seperti 2 pendahulunya (Pulsar 180 DTS-i dan 200). Sementara Thunder 125 tampil elegan dengan desain headlamp bulat nan klasik.

Beralih ke bodi, Thundie bisa dibilang sedikit lebih makmur. Maklum, tampak chubby alias gendut. Sebaliknya, Exceed demi mendukung tampilan, sosoknya tampak lebih ramping. Gitu juga di buritan, konturnya lebih lancip dan futuristik.

Fitur & Teknologi
Spidometer digital XCD ada odometer, indikator bensin, aki, lampu jauh dan lainnya. Sebaliknya, meski punya Thunder lebih sederhana, tapi ada keunggulannya. Sebab selain ada indikator persneling juga indikator pembaca putaran mesin.

Di mesin, jagoan India pakai teknologi DTS-Si yang diakui bisa mengoptimalkan pembakaran sehingga didapat tenaga besar dengan pemakaian bensin irit dan juga ramah lingkungan. Sedangkan Thunder, buat urusan gas buang ramah lingkungan, diandalkan sistem PAIR (Pulsed Secondary Air System).

Di Exceed, masih ada satu lagi kelebihannya. Yakni tombol pengontrol buka tutup gas (ride control). Ini untuk mengontrol buka tutup gas, agar pemakaian bensin jadi lebih irit.

Handling

Model setang yang rendah ala motor sport sejati, membuat pembesut Thunder bertinggi badan di atas 175 cm sedikit merunduk. Tapi desain seperti ini malah membuat Thunder tetap nyaman dan stabil saat diajak bermanuver sedikit ekstrem di kawasan Lembang, Bandung.

Sementara dengan setang lebih tinggi, pastinya membuat Exceed jadi lebih lincah saat menyibak kemacetan kota Bandung di akhir pekan. Riding position jadi lebih rileks karena gak merunduk. Tapi manuvernya jangan terlalu ekstrem, ya!

Performa

Meskipun ngandelin 4 percepatan plus tenaga maksimum 9,53 Hp/7.000 rpm, XCD tetap mampu berakselerasi cepat dan lincah. Sedangkan data speknya, ‘motor Om Farhan’ punya 5 gigi percepatan dan tenaga maksimum 11,5 Hp/9,500 rpm. Wajar kalau tenaga atasnya lebih yahud.

Saat melibas trek lurus, mulai start akselerasi Exceed langsung terasa gesitnya. Sementara Thunder perlu jeda sesaat. Tapi boleh dibilang performa menengah kedua motor ini imbang. Jika saat awal start Exceed di depan tapi beberapa saat saja Thunder mampu mengekor lantas mendahului motor India. Nah, mau tau data persisnya kalau pakai alat ukur Vericom VC2000, lihat tabel berikut.

Tabel Tes Vericom
Thunder 125 XCD 125 DTS-Si
Jarak Waktu Waktu
0-100 M 7,57 dtk 7,94 dtk
0-201 M 12,17 dtk 12,30 dtk
Speed
0-60 km/jam 9,39 dtk 9,89 dtk
Top Speed 110 km/jam 95 km/jam

Konsumsi BBM

Buat menempuh Jakarta-Bandung-Jakarta (plus muter-muter), Suzuki Thunder ternyata hanya minum bensin sebanyak 10,7 liter (jarak tempuh 417,8 km). Dengan perhitungan sederhana didapat pemakaian 1 liter bensin untuk jarak tempuh 39,04 km.

Beda tipis dengan konsumsi BBM dari Exceed. Dengan jarak tempuh 319 km, bensin yang ditenggak 8,31 liter. Dari angka tersebut didapat 1 liter bensin mampu membuat Exceed lari sejauh 38,38 km.

Harga

Selain kapasitas mesin, soal harga jual on the road juga membuat ke-2 motor sport kecil ini bersaing. Gimana enggak? Wong selisih harga dari ke-2 motor itu adalah Rp 500 ribu (Thunder Rp 14,3 juta dan Exceed Rp 13,8 juta)

MIo Vs. BeAT

Komparasi Yamaha New Mio VS Honda BeAT

Honda BeAT

Yamaha New Mio

Real battle. Itu ungkapan yang pas buat ngegambarin komparasi Honda BeAT Vs Yamaha New Mio (NM) kali ini. Lo? Yups, selain kedua skutik ini sama-sama baru, keduanya juga pernah kami komparasi. Jadi ini tanding ulang. Apalagi dimensi keduanya mirip.

Enggak percaya? Nih kite kasih sedikit data speknya. BeAT andalan pabrik berlambang sayap mengepak punya Tinggi 1.859 X Lebar 876 X Panjang 1.053 mm. Nah sementara jawara dari Yamaha punya dimensi 1.820 x 675 x 1.050 mm.

Beda tipis juga berlanjut ke urusan ground clearance. BeAT disetting dengan jarak 156 mm dan NM sedikit lebih pendek yakni 130 mm. Nah ini dia, untuk panjang sumbu roda keduanya sama-sama memakai ukuran 1.240 mm. Oke deh, langsung saja simak hasil komparasi 2 skutik paling anyar yang mengaspal di jalanan Tanah Air.

Desain
Secara kasatmata, desain BeAT sedikit banyak merefleksikan Honda Vario yang lekukannya lebih banyak menyudut. Gitu juga New Mio, lekukan melengkung pada beberapa bagian di bodi Mio lawas, masih dipakai sebagai ciri khas skutik andalan Yamaha ini.

Fitur

Mulai dari atas dulu. Meski desainnya berbeda, namun spidometer manual (jarum) dengan tulisan angka kecepatan dipadu warna energik, masih menjadi andalan kedua skutik ini.

Soal penerangan, lagi-lagi milik BeAT ini mirip Vario. Meski konturnya berbeda, pancaran cahaya disorotkan langsung dari tameng depan. Nah Mio, letak dan desain headlamp-nya masih kayak yang lama. Tapi si NM ini jadi tampak beda, karena ada ubahan pada desain dan tata letak lampu sein dan lamu kota. Lainnya, di BeAT juga banyak mengadopsi fitur safety kayak Vario (parking break lock dan side stand).

Handling

Mirip yang lama, New Mio ini masih enak diajak bermanuver di kemacetan. Hal sama juga terasa saat BeAT diajak zig-zag di jalanan Jakarta yang cenderung padat merayap. Tapi perbedaan akan terlihat ketika BeAT dibesut biker bertinggi di atas 175 cm. “Lutut sedikit mentok di dek depan,” gumam Mr. Testo.

Uji keseimbangan kendaraan dengan lepas tangan juga dilakukan. Hasilnya bodi NM langsung dirasakan sedikit ngebuang ke kiri sementara BeAT tetap jalan lempeng. Saat dibawa menikung, suspensi emang terasa mantap. Tapi saat BeAT dibawa rebah, ada sedikit perasaan canggung. “Kemungkinan kompon ban yang dipakai BeAT,” ulas Mr. Testo. Sebaliknya jagoan Yamaha, tetap tenang saat dipakai buat tes menikung dengan ekstrem.

Performa
Akselerasi NM agak lamban. Itu kebalikan saat Mr. Testo berbobot 65 kg tarik gas BeAT. Semua itu tentu dibuktikan juga lewat data tes pakai alat ukur merek PerformanceBox buatan Inggris. Di mana untuk bisa menggapai kecepatan 0-60, BeAT membutuhkan waktu 7,6 detik dan NMS 7,9 detik. Tipis...!

Namun hasil agak berbeda tercatat saat pengukuran dilakukan pada jarak tertentu. Masih memakai PerformanceBox, saat jarak dipatok 0-100 m, NM mampu menorehkan catatan 8,2 detik dan itu lebih cepat 0,3 detik dibanding BeAT.

Tes berikutnya, jarak 0-201 m. Untuk putaran mesin dari tengah ke atas, ternyata BeAT masih lebih unggul dari NM (data lihat tabel). Hm.. kayaknya rasio kompresi yang 9,2 : 1 plus kombinasi diameter piston yang 50 mm X panjang langkah 55 mm, membuat akselerasi mesin putaran bawah BeAT lebih yahud.

Untuk NM sendiri, kompresi 8,8 : 1 mm dan diameter piston 50 X panjang langkah 57,9 membuat tenaga putaran mesin tengahnya dapat diandalkan.

Speed BeAT NM
0-60 7,6 dtk 7,9 dtk
0-80 14,78 dtk 16,5 dtk

Akselerasi Jarak
0-100 8,5 dtk 8,2 dtk
0--201 13,8 dtk 14,5 dtk

Konsumsi Bensin
Metodenya, skutik dipakai jalan Mr. Testo. Kecepatannya, jarum spidometer kedua skutik sama-sama dipanteng antara 60-70 km/jam. Nah, setelah menempuh jarak 10 km, BeAT yang kapasitas mesinnya 110 cc sanggup menempuh jarak 50 km untuk 1 liter bensin.

“Saat mencoba di NM yang volume mesinnya 115 dengan jarak yang sama, jarak tempuh yang didapat 44,4 km untuk pemakaian 1 liter bensin,” terang Mr. Testo. Sedikit lebih boros, karena memang karakter mesinnya yang cenderung enak di putaran menengah ke atas. Sementara di bawah, perlu lebih dalam memelintir bukaan gas.

Harga

Dengan pengaplikasian fitur yang terbilang lebih banyak dari NM, wajar kalo BeAT yang hanya ada pelek racing (CW) dijual sedikit lebih mahal; Rp 12 juta (on the road) DKI. Sedang NM, dipasarkan Rp 11.885.000 dan yang jari-jari Rp 11.160.000 (DK

Kesimpulan Mr. Testo
Dua pabrikan Jepang ini sama-sama kuat. Sama-sama punya nama dan produk inovatif. Hanya saja, Honda menang di umur. Tapi Yamaha udah lebih dulu jualan skutik (market leader). Kalo soal tampilan, pastinya kedua skutik ini gaul banget. Mio lebih universal, sementara BeAT kental nuansa anak mudanya.

Nah dari situ bisa diputuskan, Anda skutiker tipe apa? Agresif dan dinamis, monggo BeAT dilirik. Tapi kalo elegan, Mio dipastikan cocok buat Anda. Lainnya, harga second Mio(versi lama) masih bertahan tinggi. Sementara BeAT belum terdeteksi, karena masih baru. Selamat memilih!

Penulis : Tim OTOMOTIF

Supra PGM-FI Vs Shogun FI



Akhirnya, jagoan PT Astra Honda Motor (AHM); Honda Supra X 125 PGM-FI gak bisa ngejomblo lagi. Maksudnya melenggang sendirian di pasar. Karena PT Indomobil Niaga Internasional (IMNI), ATPM Suzuki juga sudah merilis New Shogun 125 FI. Nah, dengan makin memprihatinkan bahan bakar minyak akhir-akhir ini, tentu pilihan motor hemat bensin jadi solusi andal. “Pastinya untuk mengetahui kehebatan tiap produk, mesti dites bareng, nih!” ajak kata Mr. Testo. Yuk, ah!



Desain
Mirip Shogun pendahulu, desain si Hyper Injection ini juga tampak ramping dengan lekukan-lekukan tajam. Sementara di Supra terlihat lebih semok alias padat berisi. Ini terefleksi lewat kontur sayap yang 2 piece.

Baik Shogun maupun Supra punya lampu sein yang diletakkan pada cover dada. Namun dengan tampilan seperti mempunyai alis (kentara sekali saat lampu kota yang dinyalakan), Supra tampak semakin elegan dan berkarakter.

Fitur
Dari yang paling atas, yakni spidometer. Supra X125 PGM-FI tetap mengandalkan jarum sebagai penunjuk lari motor. Agar selalu terkontrol kinerja sistem injeksinya yang ada dalam tangki bensin, indikator dengan gambar mesin jadi penunjuknya.

New Shogun 125 Hyper Injection FI juga gitu. Sistem pencatat kecepatannya juga masih manual dengan jarum sebagai penunjuk. Hanya saja, sebagai indikator pemantau kerja sistem injeksinya, Shogun memakai lampu panel bertuliskan FI.

Agak ke bawah, keduanya sama-sama pakai shutter key bermagnet. Tapi pada New Shogun fungsinya enggak hanya sebagai kunci kontak & kunci setang. Ada tambahan soal membuka jok yang bisa langsung dari kunci kontak.

Oh ya, di New Shogun juga ada satu fitur safetynya lo. Saat kunci dalam keadaan on, Shogun enggak bisa langsung dinyalakan pakai electric starter. “Baru akan nyala saat handle rem depan ditarik,” jelas Mr. Testo.



Performa
Jalan datar jadi pilihan untuk urusan tes perfoma 2 bebek injeksi ini. Dengan paduan diameter piston 52,4 mm dan panjang langkah yang 57,9 mm, membuat jagoan Honda mampu mencatat akselerasi 6,7 detik untuk mencapai kecepatan 0-60 km/jam. Pada Shogun yang punya diameter piston 52,4 mm dan panjang langkah 57,9 mm, ternyata bisa lebih cepat, yakni 6,0 detik.

Nah untuk pengetesan dengan jarak tempuh 100 m sebagai tolak ukurnya, catatan waktu ke-2 beksi (bebek injeksi) enggak jauh berbeda. Artinya baik Supra maupun Shogun sama-sama tangguh bermain di putaran mesin atas.

Tabel Data by Racelogic

Speed = Supra = Shogun
0-60 km/jam = 6,7 dtk = 6,0 dtk
0-80 km/jam = 11,8 dtk = 10,7 dtk

Akselerasi
Jarak
0-100 m = 8,3 dtk = 8,3 dtk
0-201 m = 13,1 dtk = 13,0 dtk



Handling
Mau menikung ekstrem alias rebah ala pembalap MotoGP? Untuk Supra X125 PGM-FI ternyata sedikit sulit. Hal itu karena suspensi belakang yang masih terlalu keras. “Coba saja rasakan saat menikung pada jalan yang konturnya sedikit bumpy. Pasti reboundnya terasa lebih cepat,” analisa Mr. Testo.

Ikutan riset motor untuk dunia balap nasional, membuat Suzuki sedikit lebih paham soal urusan handling motor yang lebih oke. Saat dites pada kontur jalan keriting, dirasa rebound suspensi belakang New Shogun 125 FI ini lebih sip.

Buat konsumen biasa yang fungsinya untuk kegiatan sehari-hari, 2 motor tipe beksi ini asoy geboy deh untuk bermanuver di kepadatan lalu-lintas kota Jakarta.

Konsumsi BBM
Dengan bobot Mr. Testo yang 65 kg, kecepatan dipanteng pada angka 60 km/jam dan jarak tes konsumsi bensin 10 km, didapat catatan bahwa Supra X125 PGM-FI mampu berlari sejauh 76 km/liter. Catatan itu ternyata beda tipis saat pengetesan pada New Shogun 125 Hyper Injection FI. Angka 76,5 km menjadi catatan Shogun untuk menghabiskan bensin 1 liter.

Harga
Setelah melihat, menimbang dan memutuskan, kalo pilihan Anda Supra X125 PGM-FI, tinggal transfer saja dana sebesar Rp 15.900.000. Sedang Shogun Rp 15.450.000 on the road.

Catatan Mr. Testo
Kedua produsen sama-sama konsen sama produk injeksinya ini. Terutama soal konsumsi bensin. Dengan teknologi dan inovasinya, mampu menghasilkan besutan yang irit BBM. Tapi keduanya hanya beda-beda tipis, kok. Gitu juga soal harga yang main di angka Rp 15 jutaan. Rasanya cukup terbayar.

Sekarang balik ke soal selera motormania masing-masing. Contoh soal karakter, Shogun layak dipinang buat yang suka nuansa gesit dan agresif. Sementara Supra lebih ke arah sedikit nyantai. Karena desainnya cenderung elegan.

Kondisi Busi..

Ada lagi nih info penting buat FU rider yang masih bingung kondisi busi.

motor yang baik dapat dilihat dari kondisi busi nya, apakah boros, kekeringan, atau dalam pembakaran sempurna. nah biar ga bingung lagi liat aja itu kondisi busi langsung.

1. Busi Overheat
Busi yang overheat akan kehilangan berglasir atau keliatan berpasir putih halus. Overheat disebabkan antara lain oleh panas yang terlalu tinggi dibanding tingkat kompresinya, saluran pembuangan (knalpot, muffler/silencer) yang kurang lancar, waktu pengapian tidak tepat (terlalu cepat) atau pendinginan mesin kurang memadai. settingan terlampau kering bgt, Coba ganti mainjetnya yang lebih besar dari ukuran yg sebelumnya

2. Busi Berkerak
Busi berkerak menunjukkan kurangnya kompresi yang menyebabkan sisa-sisa pembakaran menumpuk di kepala busi. Bisa disebabkan antara lain karena bahan bakar kurang bersih atau terlalu banyak timbal (lead). Ini bisa menyebabkan busi memanas hingga bisa terjadi pembakaran sebelum busi memercikan api.

3. Busi Baik (optimal)
Kondisi busi yang baik, dengan campuran dan waktu pengapian yang tepat, pembakaran sempurna (efisien) dan suhu yang tepat. Umumnya berwarna kemerah-merahan menyerupai warna batubata pada centre electrode. Pilotjet dan Mainjetnya tepat begitu pula settingannya.

4. Busi Berkerak dan Berminyak
Kerak yang berminyak menunjukkan masalah serius pada sirkulasi oli. Mungkin pada ring piston atau dudukan atau karet pada klep yang sdh aus dan harus segera diganti. Lapisan kerak yang berminyak ini konduktif dan bisa menyebabkan pengapian yang tidak tepat.


5. Busi Aus
Busi yang sudah aus atau sudah seharusnya diganti mulai bekerja tidak efisien dan mulai terlapisi oleh campuran bahan bakar dan sisa-sisa pembakaran, menyebabkan efisiensi busi berkurang dan gap kepala busi yang membesar membebani sistem pengapian secara berlebihan.

6. Busi Dengan Campuran Kaya
Campuran terlalu kaya (banyak bensin, sedikit udara) ditunjukkan oleh lapisan bubuk hitam,menandakan kondisi busi mungkin OK, hanya campurannya yang terlalu kaya. Periksa kembali seting karburator. Bisa juga spuyernya dikecilin lagi ukurannya dari sebelumnya.

nah dari ke enam kondisi busi diatas kira-kira busi di motor qt gmana ya?? kalau tidak merah bata, coba di setting ulang. sehingga membuat motor kita lebih optimal tentunya.

sebagai tambahan mas andryana juga memberikan gambaran mengenai bagian busi itu tadi. jadi kita tahu struktur tentan busi.

yup info yang sangat membantu

Disadur dari:
http://www.e-dukasi.net

FU Ala Yoshimura

Smua rider fu yang dulu belum punya nih motor, pasti terbelalak matanya saat pertama kali liat iklan mengenai si hyper underbone. apalagi pas launching pertama kali, yang tampil si satria versi yoshimura.

nah setelah liat tu motor pasti kepikiran lagi “keren banget tu motor, gua harus beli nih!!”. nah sekarang pas udah kebeli kepikiran lagi deh pengen modif tu motor jadi seperti tu gambar (minimalnya!).

yup yoshimura edition, awal beredarnya si hyper underbone di Indonesia, tapi kira-kira apa saja ya pernak-pernik / part yang diganti dari si hyperunderbond. berikut fotonya, tapi maaf ya agak kecil.

nah yang pertama keliatan dari depan pastinya si batok lampu yang udah di tutup jadi hitam elegan seperti ini. tapi kalo buat harian lebih baik yang transparan biar waktu dipake malem lampunya masih bisa berfungsi dengan baik.

ini karburatornya warnanya hitam legam, mereknya yoshimura juga (emang ada ya karbu merek yoshimura??).

ini yang banyak di cari dan dipakai. knalpot asli yosimura jepang. haiikk.

foot step yoshimura yang sudah umum dipakai fu riders.

radiator (oil cooler) sama penutup head atas yang di cat serupa dengan merahnya body.

ban nya keren abiiiiis.. slick bro (merek nya ga tau juga :-) )

spidonya standar, tapi ditambah takometer digital yoshimura.

suspensi depan masih standar, ditambahin lagi stabiliser (sok damper)

kaliper rem, piringan dan peleknya standar abiees.

ada yang tau ini apa???? sepertinya sih saringan karbu deh, kalo ga salah :-)

rante RK plus gir warna gold. racing banget ya! (jadi ngiri pengen modif kaya gitu!!!)

yup itu sekelumit dari si yoshimura edition, bisa buat tambah referensi kan..

salam fu!

source:thaisuzuki
Di Sadur http://fatonikhotim.wordpress.com

Pasang Switch Ream Pada Footstep UnderBone

Buat smua rider Fu yang pake footstep underbone di Fu nya, harus memperhatikan keselamatan juga donk, terutama bt bagian belakang (lampu rem maksudnya). karena kasian kan bagi pemakai kendaraan yang ada di belakang bro semua. ingat brother keep safety.

Nah artikel berikut memang sudah tidak asing bagi semua rider, karena sudah ditulis di motorplus dan web nya SSFC. tapi sayang ga ada gambarnya, sehingga membuat yang membaca bingung deh. nah ini hasil pasang switch rem di footstep underbone FU ku. cara buatnya mudah dan murah.

yang pertama harus di siapkan yaitu switch rem depan, harganya murah kok sekitar Rp. 5000,-

Nah setelah itu ayo kita pasang. pertama buka dulu switch rem belakang fu, dan cabut kontak kabel dalamnya.

setelah itu siapkan dua buah kabel yang panjangnya kira-kira secukupnya aja deh, lalu kabel itu disambungkan dengan kabel bawaan switch rem belakang fu tadi.

nah setelah itu lalu sambungkan kabel tadi dengan switch rem depan yang akan kita gunakan sebagai swtich rem belakang.

setelah itu baru kita mulai pasang swtich rem tadi di footstep underbone fu. sebagai contoh footstep underbone yoshimura yang memang umum digunakan para pemakai fu. untuk posisi pemasangan silahkan berkreasi sendiri, tapi agar lebih mudah lihat foto di bawah ini.

yang harus diperhatikan adalah tombol penonjok switch rem harus berada tepat di atas tungkai footstep underbone, sehingga ketika tuas rem diinjak maka tombol swtich rem terangkat dan akan menghidupkan arus ke rem belakang. lalu untuk kerapihan silahkan tutup kabel tadi dengan solasi agar terlihat rapih dan tidak kemasukan air bila hujan.

selamat mencoba!!


from http://fatonikhotim.wordpress.com