Friday, November 28, 2008

Setelah tertunda hampir 2 bulan (rencana awal 30 Agustus, red), kalau tak ada halangan, PT Astra Honda Motor (AHM), ATPM motor Honda jadi meluncurkan Honda Blade 110R di Jakarta (5/12). Produk terbaru ini bakal jadi penutup pabrikan sayap mengepak dalam menghadirkan new modelnya di tahun 2008. Meski begitu, kemunculan Blade mengorbankan bebek Revo yang kabarnya akan dihentikan alias discontinue.

KONTROVERSIAL

Strategi AHM sebagai pabrikan motor nasional terbesar ini untuk menyetop produksi dan pemasaran Revo memang cukup kontroversial. Bagaimana tidak, bebek 100 cc-nya itu belum genap berusia 2 tahun.

Revo pertama diluncurkan April 2007 kemudian mengalami refreshment berupa perubahan striping pada Februari 2008. Belum ada setahun setelah refreshment, tentu menjadi enggak lazim untuk segera dihentikan. Apakah Revo itu gagal?

Sepertinya tidak juga. Pertama kali diluncurkan, memang banyak anggapan kalau Revo yang gantikan Supra Fit kurang berkesan. Karena hanya ganti baju sementara engine tidak berubah alias tetap 100 cc kayak Supra Fit.

Tapi, sangkaan itu tak terbukti. Penjualan Revo ternyata meningkat tajam bahkan beberapa bulan setelah dipasarkan sanggup kalahkan dominasi Yamaha Vega R.

Berdasar data AISI, di tahun 2007 lalu, Revo sanggup menuai total sales sebesar 561.761 unit sedangkan Vega R 532.898 unit. Kesuksesan berlanjut hingga Januari-Oktober 2008. Revo dulang angka 690.302 unit dan Vega R 460.917 unit.

Terbayang dong kalau Revo yang sedang diminati akan dikorbankan oleh si Blade yang harganya lebih tinggi (± Rp 13,5 juta)?

Agaknya AHM mengubah total strategi untuk menguasai pasar bebek 100-110 cc ini. Oke lah, Blade punya desain dan model bodi baru, alias enggak lagi ganti baju. Mesin 110 cc gresnya itu pun pengembangan baru oleh insiyur-insiyur Honda Jepang.

Nah, di sinilah inti masalahnya. AHM rencananya tak akan lagi ‘main’ di engine 100 cc, tapi 110 cc. Khususnya buat bebek low segment (100-110 cc). Ya, mirip Yamaha dan Suzuki, lah!

Alhasil, produksi mesin 100 cc-nya itu juga akan distop. “Dengan diproduksinya mesin 110 cc, maka mesin yang 100 cc akan mengalami discontinue,” jelas Takahashi Nakamura, marketing director AHM yang ditemui di acara Honda Tiger Wing Day di Pangandaran, Jabar (15/11).

‘ADIKNYA’ BLADE

Munculnya Blade 110R yang hanya memiliki 1 tipe (CW/casting wheel) dan 7 warna pilihan itu berarti akan naik kelas. Yakni menyasar ke bebek 110 cc sekelas Yamaha Jupiter Z dan Suzuki Smash.

Lantas, siapa pengganti Revo sebenarnya? Ternyata AHM juga sedang siapkan varian barunya lagi. Tentunya spek si adiknya Blade ini dirancang lebih rendah dari Blade. Kalau Blade full spec (pelek racing, cakram depan, dan peranti lainnya), adiknya Blade itu dispec down.

Seperti pelek jari-jari dan striping sederhana. Berdasar info yang datang ke meja redaksi, desain bodi, lampu depan model ‘lampu bego’ tetap sama. Inilah yang akan mengisi pasar yang ditinggalkan Revo.

Karena enggak main 100 cc lagi, lantas bagaimana nasib Honda Fit X? Sami mawon, seluruh bebek yang pakai mesin 100 cc akan distop termasuk Fit X ini. Info yang diperoleh OTOMOTIF kalau AHM pun tengah menyiapkan sang penerus Fit X. Seperti apa modelnya, ini yang masih agak kabur.

Namun begitu, sumber terpercaya mengatakan pengganti Fit X ya mirip Blade itu juga. Nah lo? Kalau pengganti Revo adalah si adiknya Blade. Sedangkan penerus Fit X akan dibuat lagi versi ‘terbawah’ dari si adiknya Blade itu.

So, pengganti Fit X adalah Blade yang down grade, mungkin sudah tak ada lagi rem cakram. Tapi urusan desain bodi dan lampu tetap mengusung satu model alias tetap sama dengan Blade.

Biar hemat, 3 in 1 (3 varian dalam 1 basis/frame) memang wajar dilakukan. Bukan begitu, Bos?

Di Kutip Dari Otomotifnet.com

Tuesday, November 25, 2008

AWAS PARKIR SAAT HUJAN

Buat bikers yang doyan parkir motor di tempat terbuka mesti waspada. Apalagi jika dalam jangka waktu lama. Karena air hujan disertai angin kencang berisiko bikin motor ngadat. Baik itu tipe skubek, sport maupun bebek. “Bagian di sela bodi bisa ditembus,” kata Bedjo, Kepala Mekanik Jakarta Honda Center (JHC).


Kalaupun nggak mogok, beberapa komponen bisa jadi ngadat. Misal klakson yang tiba-tiba nggak berbunyi lagi. “Maklum saja semburan deras tadi bisa merusak atau air ngendap dan berkarat membuat switch klakson tertahan dan macet,” cerita pria jangkung ini.
Posisi parkir juga disarankan dalam standar ganda. “Sebab kalau standar samping posisi motor kan miring jadi ada bagian yang rendah dan itu bisa bikin air berkumpul atau menumpuk,” lanjut pria ramah ini.
Kemungkinan tumpukan bisa terjadi di tipe bebek dan skubek yang punya cover bodi lebih banyak. “Bahkan air hujan bisa juga menyeran karbu. Jika dalam waktu lama atau karena tekanan tinggi bisa juga bikin motor mogok akibat air tercampur bahan bakar,” tegas pria bermarkas di Jl. Dewi Sartika, Jakarta Timur ini.

Di Kutip dari Otomotifnet.com

Perhatikan Part Motor Pada Musim Hujan

Musim hujan tidak hanya mendatangkan berkah bagi petani. Buat biker juga begitu. Memunculkan kebiasaan baru yang positif lho. Jika biasanya jarang ngecek kondisi motor, dengan musim hujan harus lebih aktif legi.

Misalnya saja pada sektor kolong, segala masalah di bagian ini akan cepat terdeteksi dengan rutinitas baru ini. Berikut sejumlah hal yang perlu dilakukan saat musim hujan seperti sekarang ini.

CEK KARAT

Karena motor sering kehujanan dan melewati genangan air, karat gampang nyamperin motor. “Terutama bagian kolong yang nggak dicat,” cerita Andy Mulki dari Cahaya Logam Motor di Ciledug, Tangerang. Bagian yang ditunjuk beliau misalnya saja leher knalpot.

Selain tempat ini, ada beberapa bagian lagi yang mungkin berkarat. Misalnya saja di sekitar swing-arm. “Apalagi jika arm sudah dicustom seperti ganti monosok, maka di sekitar dudukan baru itu gampang karatan,” lanjutnya. Hal itu mungkin terjadi karena lapisan catnya sudah ada yang terkelupas atau sama sekali enggak dilapisi antikarat.

Solusinya dimulai dengan membersihkan karatnya. Kemudian disemprot dengan cat yang mampu high temp alias sanggup untuk panas knalpot. Cat seperti ini banyak pilihan, di pasaran misalnya saja tersedia dari Cargloss atau Aerox.


PERHATIKAN RANTAI

Rantai jelas-jelas bagian yang paling mudah dihinggapi kotoran dan air. Untuk itu kita harus bisa membersihkannya. Kadang setelah melibas genangan air bisa saja ada rumput atau tali yang nyangkut di sela-selanya. Membersihkannya bisa saja pake solar untuk membilasnya.

“Setelah dibersihkan kudu dikasih pelumas lagi supaya tidak kering,” kata Bedjo, kepala mekanik Jakarta Honda Center. Dengan alasan tersebut maka perlu untuks selalu menyiapkan chain lube atau chain wax. Jangan menggunakan oli bekas ya. Selain bikir kotor, mudah dihinggapi kotoran.


BATOK LAMPU

Bagian ini juga perlu dicermati. Pasalnya kalau bagian rumah lampu atau reflektor ada yang renggang, maka bisa saja ada air yang masuk. Jika itu terjadi maka bisa merusak lampu. Hal ini sangat bisa terjadi pada motor yang usia pakainya sudah cukup lama.

Batok lampu juga bisa berembun. Biasanya akibat ada lubang di sela-sela sambungan mika dengan reflektor. Untuk mencegahnya harus dikasih perapat. Bisa memakai lem misalnya.

CEK GEMUK

Untuk beberapa bagian motor yang menggunakan gemuk atau grease perlu juga dicermati daerah tersebut. “Misalnya saja di bagian arm atau sambungan lengan ayun. Terutama baut pengikatnya. Kalau kering akan bunyi ngak ngek ngok,” cerita Ko An, panggilan Andy.


Di kutip dari Otomotifnet.com


Monday, November 24, 2008